Hajat Miteumbeuyan
Dipublikasikan pada 19 Sep 2025 | Kategori: Gallery
Mitembeyan adalah tradisi upacara adat masyarakat Sunda yang merupakan ritual penghormatan dan doa sebelum memulai suatu pekerjaan, terutama yang berkaitan dengan pertanian seperti menebar benih atau memanen padi. Ritual ini dilakukan dengan menyiapkan sesajen seperti tumpeng, telor, rujak, kelapa ijo, kopi, dan rokok. Tujuannya adalah memohon berkah, perlindungan, dan rasa syukur kepada Sang Pencipta, serta mengharapkan hasil yang melimpah dan berkah.
Tujuan dan Makna Mitembeyan
Doa dan Permohonan: Mitembeyan adalah sarana berdoa untuk memohon keberkahan dan perlindungan dari Tuhan Yang Maha Esa sebelum memulai aktivitas penting.
Ungkapan Syukur: Ritual ini juga menjadi bentuk rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan.
Menghormati Alam dan Leluhur: Mitembeyan juga merupakan bentuk penghormatan kepada alam dan para leluhur sebagai bentuk kearifan lokal yang memiliki nilai budaya tinggi.
Pelaksanaan Mitembeyan
Sesajen: Berbagai sesajen disiapkan, antara lain nasi tumpeng, telor ayam kampung, rujak tujuh rupa, kelapa ijo, kopi hitam, rokok, daun sirih, dan tembakau.
Pemimpin Ritual: Ritual ini biasanya dipimpin oleh seorang sesepuh kampung atau yang disebut Candoli, yang akan membacakan mantra dan doa-doa sambil membakar kemenyan atau dupa.
Waktu Pelaksanaan: Mitembeyan dilakukan sebelum memulai kegiatan, seperti sebelum menanam bibit, memanen padi, atau pekerjaan besar lainnya.
Simbolisme dalam Mitembeyan
Nasi Tumpeng dan Sesajen Lainnya: Simbol keberlimpahan dan berkah yang diharapkan.
Air dan Tebu: Simbol pentingnya air bagi kehidupan dan kemakmuran.
Kemenyan/Dupa: Digunakan untuk memohon restu dari para leluhur dan sebagai simbol penyucian.
Upaya Pelestarian
Mitembeyan merupakan tradisi leluhur yang mulai menghilang, sehingga perlu dilestarikan untuk menjaga nilai-nilai budaya dan kearifan lokal masyarakat Sunda.